Friday, February 22, 2013

A Contradiction of Tune

Bahasa mode on.

Sebelom ntar menimbulkan salah paham dan teman2nya, saya kasih disclaimer dulu deh yah.
Entry kali ini murni ditulis based on my own personal opinion, setelah mengamati keadaan for quite sometimes. Nothing against someone or particular group of people, and definitely no bashing at all.

----------------------------------------

So, entry kali ini saya tulis berdasarkan obrolan tengah malem dengan salah satu temen cewek tercinta. Nggak jelas juga awalnya ngebahasa apaan, yang pasti ada fangirlingan mas Rio Dewanto (yang fangirl dia, bukan gue. I gotta admit though, he's a fineee man!), sampe akhirnya gue curhat panjang lebar tentang kebingungan gue terhadap komunitas Indonesia in general, terutama kalo udah berpendapat masalah musik.

Topik ini muncul setelah gue ngikutin 2 idol group baru jebolan Galaxy Superstar: S4 dan S.O.S. Honestly speaking, I'm very proud of them! Baru kali ini ada idol group (for me they are more than just girlband/boyband, so I'm gonna call them "idol group") yang secara kualitas ga kalah sama rookie2 di korea sono. I've watched them perform live (well, di youtube sih, secara ga mungkin gue balik Indo just to watch them lol), and gue bisa bilang dari semua boiben yang ada di Indo sekarang ini, S4 tuh yang paling mantep deh! Mereka bisa nyanyi sambil ngedance heboh, dan suaranya nggak goyang alias stabil! Well, kadang ada sih dikittttt banget goyangnya. Tapi itu JARANG banget!

Anyway, yang bikin gue mayan speechless yah, masih banyak aja loh yang ngata2in. Boiben/gelben abal2 muncul, dikata2in. Bilang plagiatlah, malu2in nama bangsalah, trus koar2 minta yang berkualitas.
Nah sekarang uda ada yang berkualitas, koar2 juga. Katanya korea banget, kok ga ada Indonya.
Kontradiktif kan?

Nah, terus yang "Indo" itu gimana? Apa harus tampil pake baju daerah trus nyanyi lagu daerah?
Trus ada juga yang bilang, "pake batik donk, tarian korea banget! Tari tradisionalnya mana?"

Dude...
*tepok jidat*

Don't get me wrong, gue support banget yang namanya memperkenalkan Indonesia ke dunia. And I'm proud to be Indonesian (well, a SMART one lol).
Tapi yah, setelah living in the States for nearly a decade, gue jadi sadar sesadar2nya, kalo most people don't really care about such things (tari tradisional, musik yang Indo banget, dan teman2nya), unless culture kita uda gede and jadi mainstream kayak Japanese, Chinese or Korean.

It's a sad truth, isn't it?

Okeh, balik lagi ke masalah boiben.
Cmiiw yah, secara ini gue tulis berdasarkan pengamatan.
Sekarang kalo kita liat Kpop, kenapa Kpop skr bisa mendunia banget, dan Korea jadi dikenal banget? Sampe pd byk yg tertarik sm kebudayaannya.
Seinget gue, Kpop awalnya juga ngikutin boyband/girlband dr Amrik.
Emanknya wkt awal2 mereka tampil pake hanbok plus nari tarian tradisional?
I dont think so.
If my memory serves me right, they all danced in modern manner (hip-hop, jazz, etc); musiknya juga genre elektro, R&B, dan kawan2nya; clothing juga ngikutin popstar sini.
Tapi liat donk sekarang, dengan jalur awal yang nggak Korea banget, mereka justru bisa memperkenalkan Kpop ke semua orang, sampe2 skr Kpop uda jadi 1 genre lagu sendiri.
Mereka pake jalur mainstream itu buat nyiptain flavornya sendiri.
Thus the result: Koreanisasi hampir ke seluruh dunia.

Why can't we support hal2 yang positif?
Contoh lainnya: Agnes Monica.
Gue salut abis loh sama si Agnes. Look how far she's come! Harusnya kita bangga punya Agnes yang uda mulai masuk ke dunia musik di Amrik.
I think she's smart. Dia uda tau, untuk go international yg ga setengah2, harus bisa nembus pasaran amrik.

Sama halnya dgn S4.
Mereka pernah bilank mereka mau nembus dunia musik Asia.
Nah sekarang rajanya dunia musik Asia sapa? From what I see, the king is Kpop. And untuk bersaing dengan smart, they have to know the battle ground. Kalo salah battle ground, salah senjata dan salah strategi, bisa babai semua lol.

Anyway, gue nulis ini gara2 uda gemes banget.
Masing2 orang emank berhak untuk berpendapat, tapi kalo tiap kali komplen molo, itu namanya ga dewasa.

Contoh nih, kalo gue ga suka sama a certain song or singer or band, ya I wont listen to/watch them. Gampang toh?
Drpd komplen2, bikin capek ati. Mending juga didenger, lha wong ini ga digubris. Jadinya malah ngetroll donk? :p

Kecuali kalo ada yang nanya "eh menurut elo band XX gimana?"
If I don't like them then I'd say my honest opinion from my perspective, and trying my best not to bash the band. Apa yang ga oke menurut saya kan belom tentu ga oke juga buat orang lain.

Kalo ga ada yang nanya, ya diem ajalah. Biar damai semua, kan enak.
Buat penggemar musik lainnya, biarlah kita saling mensupport, mau dikata itu band/lagu sesuai sm kesukaan kita or ga, tapi kalo emank sesuatu yg positif dan membawa perubahan yg baik buat dunia musik di indo dan bisa nembus pasar asia maupun dunia, why not?
Toh ntar yang bangga kita juga :)

Dah ah, sampe keriting ngetiknya lol.

----------------------------------

Side note:
I'm in love with 1920's English storybook style architecture!
Bingung itu kayak gimana? Silakan nonton Pinocchio or Tangled. Begitu noh model architecturenya :D

----------------------------------

Okeh, back to work!!



Until then,


Mutia~

0 ramblings:

Post a Comment