Thursday, February 21, 2013

Andini dan Hartini

Found this in one of the drafts. Old school, forget when it was written
Too good not to be published LOL!

Enjoy :)

Andini dan Hartini
Note: Kisah ini adalah kisah fiktif yang didasarkan oleh fakta dan bukti-bukti nyata yang bisa dipertanyakan kebenarannya. Tapi mohon maaf, penulis TIDAK bertanggungjawab!

Alkisah di sebuah negeri nun jauh di sana, di antara gedung-gedung tinggi yang menjulang, dan di tengah dinginnya angin malam yang menusuk raga, hiduplah dua makhluk tidak jelas yang sama-sama sendiri dan kesepian. Tanpa orangtua, tanpa sanak saudara, tanpa teman. Mereka adalah Andini dan Hartini. Kedua makhluk ini awalnya tidak mengenal satu sama lain. Namun suatu saat, sang suratan takdirpun berkata, bahwa mereka harus dipertemukan. Andini dan Hartini akhirnya bertemu dalam suatu pertemuan yang unik dalam Liga Bencong, yang meninggalkan bekas dalam hati mereka masing-masing. Dari perkenalan yang singkat tersebut, timbul suatu kesan pertama yang kuat di antara keduanya, yang membuat mereka ingin lebih saling mengenal. Tak lama kemudian, merekapun menjadi sepasang sahabat yang tidak dapat dipisahkan, laksana perangko dengan amplopnya.
Dimana ada Andini, disitulah Hartini berada. Dimana Hartini ditemukan, disitu pulalah Andini dinyatakan. Bahkan pada waktu ke kamar mandipun mereka selalu bersama-sama. Yang satu menggunakan toilet, yang satu menggunakan pohon terdekat.
Suatu ketika, pada waktu mereka sedang menghabiskan waktu luang yang ada dengan kegiatan yang tidak berguna (tapi menurut mereka sangat berguna untuk membangun tubuh dan jiwa yang sehat dan tak bercacat cela, demi tercapainya kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, dan disokong oleh Sumpah Pemuda dan sumpah-sumpah tidak jelas lainnya.), tiba-tiba saja di benak Hartini muncul sebuah pemikiran dan pertanyaan. Iapun membagikannya pada Andini yang sedang duduk manis ala lulusan dari John Robert Powell.
“Dinnnn…” ujar Hartini sok manja pada Andini.
“Apa tin?” sahut Andini sambil tersenyum manis ala bintang iklan close up yang giginya belum digosok seminggu.
“Gue baru ngerasa, kok kita ini kurang temen banget ya? Cuma ada gue sama elo…” Hartini memandang sekelilingnya, sambil melirik-lirik cowok ganteng terdekat.
“Baru ngerasa ya sayyyy? Basiiiiii deh looooo!!!” jawab Andini sambil mengibaskan rambut jabriknya.
“Iya neh booooo…Katro deyyyy..masa elo lagi elo lagi sih? Gak asik ahhhhh…” ujar Hartini sambil mengedipkan matanya pada cowok di seberang, yang mengakibatkan cowok tersebut lari terbirit-birit.
“Iya neh…Udah Friday lagi yaaa…ABCDEFG ga ngapa-ngapain!! (Aduh Bo Capek Dey Eke Friday2 Gini)”, Andini mulai frustrasi.
“Makanya, cari temen nyughhhhh…” usul Hartini dengan mata berbinar-binar.
“Hayeughhhhhhh!!!!” Andini menanggapi usul Hartini dengan semangat. Saking semangatnya, sampai-sampai ia terjengkang dari tempat duduknya.

-to be continued-

0 ramblings:

Post a Comment